BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Mangga yang berkembang di Indonesia berasal dari India. Orang India mempunyai kepercayaan bahwa mangga adalah penjelmaan dewa Prajapati.
Orang asing yang pertama melihat tanaman mangga adalah Alexander Agung pada tahun 327 SM. Sedangkan penulis pertama mengenai mangga adalah Huien T’sang pada tahun 632-445 SM. Kumphius (1741) ahli botani menyimpulkan bahwa tanaman mangga baru beberapa abad ditanam dikepulauan Asia.
Dari India mangga menyebar kesemenanjung malayasia dan sekitarnya. Penyebaran itu dibawa oleh pedagang India dan penyebar agama budha dan hindu, sekitar abad ke 4-5 SM. Mangga mulai ditanam pertama kali  dikepulauan Maluku pada tahun 1665. Sedangkan mangga okulasi baru diimpor dari India pada tahun 1911.
B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang klasifikasi mangga
2.      Untuk mengetahui tentang budidaya mangga
 BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perkembangan Mangga di Indonesia
Mangga yang berkembang di Indonesia berasal dari India. Orang India mempunyai kepercayaan bahwa mangga adalah penjelmaan dewa Prajapati.
Orang asing yang pertama melihat tanaman mangga adalah Alexander Agung pada tahun 327 SM. Sedangkan penulis pertama mengenai mangga adalah Huien T’sang pada tahun 632-445 SM. Kumphius (1741) ahli botani menyimpulkan bahwa tanaman mangga baru beberapa abad ditanam dikepulauan Asia.
Dari India mangga menyebar kesemenanjung malayasia dan sekitarnya. Penyebaran itu dibawa oleh pedagang India dan penyebar agama budha dan hindu, sekitar abad ke 4-5 SM. Mangga mulai ditanam pertama kali  dikepulauan Maluku pada tahun 1665. Sedangkan mangga okulasi baru diimpor dari India pada tahun 1911.
B.     Data Botani
Klafikasi botani tanaman mangga           
Divisi                    : Spermatophyta
Sub divisi             : Angiospermae
Kelas                    : Dicotyledonae
Keluarga               : Anarcadiaceae
Genus                   : Mangifera
Spesies                 : Mangifera spp.
Jenis yang banyak ditanam di Indonesia Mangifera indica L. yaitu mangga arumanis, golek, gedong, manalagi dan cengkir dan Mangifera foetida yaitu kemang dan kweni.

C.    Morfologi
Tanaman mangga tumbuh berupa pohon, berbatang tegak, bercabang dan banyak ranting bbertajuk rindang dan hijau sepanjang tahun tinggi pohon mangga bisa mmencapai  10-14 meter umur pohon bisa mencapai 100 tahun.
Morfologi pohon mangga terdiri atas  akar, batang, daun, bunga, bunga menghasilkan pelok yang secara generatif dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Bisa juga secara vegetatif, yaitu  dengan cara air layerage (cangkok), okulatie ( tempel), sambung maupun stek atau kultur jaringan.
1.     Akar
Akar mangga berbentuk tunggang yang sangat panjang, bisa mencapai 6 meter atau lebih. Pemanjangan akar akan berhenti  kalau ujung akar telah mencapai permukaan air tanah.
Sesudah fase perpanjangan akar tunggang berhenti lalu terbentuk akar cabang di bawah permukaaan tanah jumlah akar cabang  makin kebawah makin sedikit. Paling banyak  akar cabang terdapat pada kedalaman 30-60 cm. Dibawah permukaaan tanah.
2.     Batang
Mangga tumbuh  berupa  pohon dengan  batang tegak  batang itu berdahan berdahan  bercabang dan beranting banyak, cabang dan ranting berdaun lebat membuat tajuk berbentuk kubah, oval atau memanjang.
Kulit batang  pohon mangga tebal  dan kasar pada kulit batang  itu terdapat banyak celah-celah kecil dan sisik bekas tangkai daun warna kulit batang yang sudah tua cokelat ke abu-abuan. Kelabu tua sampai hampir tua.
Pohon mangga yang berasal dari biji pada umumnya  berbatang tegak kuat dan tinggi, sedangkan pohon mangga dari  hasil vegetatif, berbatang pendek dan bercabang membentang.


3.     Berdaun Tunggal
Mangga berdaun tunggal tanpa anak daun penumpu, letaknya bergantian mengelilingi ranting. Panjang tangkai  daun  bervariasi antara 11,25-12,50 cm.  Bagian pangkal tangkai membesar sisi sebelah atas ada alurnya. Panjang daunnya 8-40 cm, lebar 2-12,5 cm.  Jumlah tulang daun 18-30 buah. Aturan letak daun pada batang  biasannya 3/8. Tetapi makin mendekati ujung leteknya saangat berdekatan, sehingga tampak dalam lingkaran.
Bentuk daun mangga ada yang seperti mata tombak, lonjong, dengan ujung seperti mata tombak, segi empat, tetapi berujung runcing seperti mata tombak, atau segi empat dengan ujung membulat, tepi daun halus, kadang- kadang  sedikit bergelombang atau melipat atau menggulung
Stomata terdapat pada permukaan daun, tetapi paling banyak  pada permukaan daun bawah, permukaan daun bagian atas hijau mengkilat, bagian bawah hijau muda. Daun yang masih muda berwarna kemerahan. Umur daun bisa mencapai  satu tahun.
4.     Bunga
Bunga mangga terangkai dalam tandan  sebagai bunga majemuk. Dalam keadaan normal bunga tumbuh dari tunas  ujung  rangkaian bunganya, berbentuk kerucut dan melebar di  bagian bawah  panjang nya  10-60 cm.
Bunga majemuk terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak  cabang pertama, setiap cabang pertama  memiliki banyak cabang kedua, setiap cabang kedua memiliki cabang ketiga. Dan baru pada cabang ketiga mempunyai suatu kelompok tiga bunga, setiap kelompok   tiga bunga  terdiri dari  tiga kuntum bunga. Kuntum binga  itu bertangkai pendek berdaun kecil berbau harum.
Jumlah bunga  setiap tandan bunga berkisar antara 1000-6000 kuntum. Ukuraan bunga  kecil-kecil berdiameter 6-8 mm.  Setiap rangkaian terdapat bunga jantan dan bunga hermaprodit, hermaprodit adalah bunga berkelamin dua, jantan dan betina.
Jumlah bunga jantan terdapat lebih banyak dibandingkan bunga hermaprodit, bunga hermaprodit sangat menentukan terbentuknya buah, persentasenya dalam satu tandan berkisar dari1,25-77,9%.
Kelopak bunganya terdiri dari mahkota bunga berjumlah 5 daun bunga, kadang-kadang ada yang 4-8. Panjang daun mahkota bunga 2 kali panjang kelopak bunga.
Warna bunga mangga kuning pucat, sedang bagian tengah (perut)  terdapat garis timbul. Sebanyak 3-5 dengan warna kuning sedikit tua. Warna tepi daun mahkota putih, tetapi ketika akan layu berwarna kemerahan.
Benang sari bunga mangga ada 5, tapi yang subur hanya 1 atau kadang dua buah, yang lain steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik, panjangnya sekitar 2 mm, benang sari yang steril lebih pendek.
Warna kepala putik kemerah-merahan, warna itu akan berubah menjadi ungu pada waktu kepala sari membuka untuk memberi kesempatan tepung sari dewasa menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari memanjang, panjangnya 20-35 mikron.
5.     Buah
Buah mangga termasuk kelompok buah berdaging. Panjang buah berkisar antara 2,5-30 cm. Bentuknya  ada yang bulat, bulat telur (elips). Bulat memanjang dan pipih.
Warna buah bermacam–macam, tergantung varietas.  Variasinya ada yang  hijau , kuning ,merah atau campuran masing-masing warna itu.
Ujung buah ada yang berbentuk runcing biasaanya disebut paruh, diatas paruh ada bagian yang membengkok disebut sinus. Yang dilanjutkan kebagian perut, bagain belakang perut disebut punggung.
Kulit mangga (eksokrap) tebal. Pada permukaan terdapat titik kelenjar daging buah mangga (mesokrap) ada yang tebal dan ada yang tipis, tergantung jenis dan varietasnya.
Daging buah mangga ada yang berserat dan ada yang tidak ada, ada yang berair dan ada juga yang tidak berair. Rasanya ada yang manis dan yang masam, warnanya ada yang krem, kuning  atau orange.
D.    Syarat Tumbuh
Didaerah tropis mangga  dapat tumbuh sampai daerah pegunungan setinggi 1300 m dpl. Namun pertumbuhan dan produksinya jelek yang paling cocok yaitu didataran rendah sampai pada ketinggian  500 m dpl.
Pertmbuhan mangga dipengaruhi oleh ketinggian tanah dari permukaan laut. Setiap naik 130 m  waktu pembungaan mangga tertunda 4 hari. Sedangkan temperatur pertumbuhan yang optimum untuk mangga adalah berkisar 24o-27o C. Tapi masih bisa bertahan pada temperatur 4o-10o C. Tapi pertumbuhan dan produksi akan terganggu, sedangkan pada temperatur 42o-44oC. Masih bisa bertahan tapi pertumbuhan dan produksi terganggu.
Curah hujan minimal 1000 mm pertahun dan musim kering 4-6 bulan pertahun, setiap bulan rata-rata hujan tidak sampai 60 mm pertahun. Angin mempengaruhi produktivitas mangga, adanya angin kencang  akan mempercepat penguapan air dari tanah, air yang diperlukan banyak berkurang sehingga pertumbuhan mangga tidak  bisa optimal. Dampakl lain  buah mangga  banyak yang rontok, untuk menghindari pengaruh  negatif dari angin kencang, ditepi perkebunan mangga ditanami tanaman pematah angin.
                       BACA JUGA: MAKALAH INFERTILITAS


BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Jadi dalam usaha budidaya mangga ini perlu banyak aspek yang harus diperhatikan. Karena untuk mengahasilkan tanaman yang produktivitasnya tinggi maka perlu di beri asupan nutrisi yang cukup dan  harus memperhatikan keadaan lingkungan. Perhitungan iklim yang matang dan waktu penanaman serta pemeliharaan. Agar tidak terjadi kerugian.
 Tanaman mangga juga selain untuk tanaman depan rumah yang berfungsi sebagai peneduh, bisa juga menambah asupan nutrisi bagi keluarga petani tersebut. Juga membantu kesejahteraan petani dari penjualan mangga sehingga menaikan  tingkat kesejahteraan.
B.   Saran
Diharapkan kepada masyarakat Indonesia untuk menanam tanaman mangga ini, untuk penghijauan dan mengurangi global warming sesuai anjuran pemerintah yaitu one men one tree.

DATAR PUSTAKA

Bambang Marhijanto, Drs & Setiyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Arkola. Surabaya.
Bonus Trubus No. 345. 1998. Celah-celah Usaha Terpilih
Pracaya, Ir. 1998. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta
Rismunandar. 1990. Membudayakan Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru Bandung

http://linkshrink.net/7wO6sh


Post a Comment

أحدث أقدم