Menanjaknya popularitas aktivitas olahraga yang saat ini sehingga tahap dari gaya nasib sehat turut membikin makin maraknya keluaran produk pakaian olahraga.

Sejumlah label seakan berlomba meluncurkan produk pakaian olahraga, dengan menyematkan teknologi khusus demi hebat perhatian konsumen, serta alias membikin pakaian itu fleksibel.

Athleisure, Transformasi Pakaian Olahraga Sehingga Fleksibel


Tidak hanya bisa dikenakan untuk aktivitas dalam ruang pusat kebugaran saja, pakaian tersebut juga kemudian bisa dikenakan dalam aktivitas sehari-hari lainnya, semacam berjumpa kawan di pusat perbelanjaan alias bahkan ke tempat kerja.

Uniqlo menjadi salah satu label yang tidak menghindari itu. Baru-baru ini, mereka menghadirkan koleksi busana yang mekegunaaankan teknologi Dry Ex serta AIRIsm. Teknologi pertama memakai bahan pakain berupa serat micro polyester serta benang micro nylon yang cepat kering serta menyerap keringat. Sementara yang kedua, mengusung teknologi UV Cut yang sanggup menghalangi 90 persen sinar UV saat berolahraga.

"Tetapi, baju olahraga ini juga bisa digunakan untuk kenasiban sehari-hari, ke kantor, hangout, alias nongkrong sama kawan-kawan," ungkap PR Marketing Uniqlo, Titis Kartika Rani saat ditemui usai agenda Media Session di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Rabu (5/4).

Ditemui terpisah, aktris Kirana Larasati mengakui ia kadang mengenakan pakaian olahraga untuk sekadar jalan-jalan alias bersantai bersama kawan-kawannya. Ia biasa mengenakan legging dipadu dengan kaos serta jaket hoodie.

"Biasa pakai legging aja, soalnya kalau pakai atasannya kan itu bentuknya bra, nggak mungkin kupakai jalan-jalan. Sehingga pakai kaos sama jaket hoodie," katanya.

Fenomena pakaian olahraga merangkap pakaian harian alias Athleisure sebetulnya telah lumayan lama menjadi tren tersendiri. Beranjak dari kata athlete (atlet) serta leisure (santai), athleisure memungkinkan penggunanya masih tampil kasual meski sesungguhnya dalam balutan pakaian olahraga.

Tren athleisure
Dari fenomena ini, sejumlah label membikin pakaian olahraga multikegunaaan. Bahkan ada bermunculan label-label athleisure milik artis-artis kenamaan, sebut saja di antaranya ada Kate Hudson dengan label Fabletics-nya, label Calia milik penyanyi Carrie Underwood, Jessica Simpson dengan The Warm Up, serta Ivy Park milik Beyonce.

Athleisure diprediksi bakal sehingga masa depan dunia fesyen. Kenapa tidak? Tidak sedikit label pakaian olahraga membikin tampilan produk mereka sehingga multikegunaaan serta timbul tidak sedikit label baru yang mengusung produk athleisure.

Seorang profesor sejarah di Universitas Nevada, Las Vegas, Deirdre Clemente membicarakan athleisure sanggup menyesuaikan diri dengan beberapa tren fesyen yang ada.

"Athleisure bisa beradaptasi sempurna dengan beragam tren yang telah lebih dulu memuncak dalam peradaban," kata Clemente semacam dikutip dari Business Insider (4/4).

Clemente selagi ini fokus pada adat Amerika pada abad 20an serta industri fesyennya. Menurutnya, orang Amerika begitu terpengaruh oleh tontonan televisi serta akun media sosial milik selebriti. Sesuatu yang keren ketika punya badan sehat serta tubuh atletis. Athleisure adalah kombinasi dua tren yang mendominasi pakaian harian di Amerika.

"Ketahan lamaan pakaian olah raga serta serbaguna semacam pakaian harian, memadukan dua faktor ini dengan cara bersamaan, serta siapa yang tidak ingin membelinya?" ujar Clemente.

Secara teoretis, athleisure bisa digunakan dalam beberapa situasi. Sesuatu yang tidak bisa diperbuat oleh pakaian harian biasa alias pakaian khusus olah raga. Kantor yang mengizinkan pegawainya mengenakan pakain kasual, athleisure jelas bisa mengakomodasi keperluan ini. Belum lagi ditambah beberapa teknologi semacam anti kusut, cepat kering alias menghalangi sinar UV, membikin athleisure makin tidak sedikit diminati.

Post a Comment

Previous Post Next Post