Kebutuhan energi (energy expenditure) seseorang terdiri dari beberapa komponen: BMR (Basal Metabolic Rate), aktivitas fisik, dan SDA (Spesific Dynamic Action of food) atau energi yang dibutuhkan untuk mencerna makanan, menyerap, dan mendistribusikan zat gizi dalam tubuh.
BMR (Basal Metabolic Rate) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital, termasuk untuk pernafasan, peredaran darah, kerja ginjal, pankreas, dan alat tubuh lain serta proses metabolisme dalam sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. Kurang lebih dua per tiga energi yang dikeluarkan seseorang setiap hari adalah untuk aktivitas metabolisme basal. BMR dinyatakan dalam kilokalori per kilogram berat badan per jam. Angka ini berbeda untuk setiap orang dan dipengaruhi oleh kondisi fisik dan lingkungan.
Rumus BMR menurut Harris dan Benedict:
BMR laki-laki = 66,5 + 13,7 BB + 5,0 TB – 6,8 U
BMR perempuan = 655 + 9,6 BB + 1,8 TB – 4,7 U
Keterangan:
BB = berat badan dalam kg
TB = tinggi badan dalam cm
U = umur
Rumus BMR secara kasar bagi dewasa berkerangka badan sedang:
BMR laki-laki = 1 kkal x BB (kg) x 24 jam
BMR perempuan = 0,9 kkal x BB (kg) x 24 jam
atau bisa juga:
BMR laki-laki 30 kkal x BB (kg)
BMR perempuan 25 kkal x BB (kg)
Faktor yang mempengaruh BMR antara lain:
• Ukuran tubuh: BMR lebih tinggi pada orang bertubuh besar daripada orang bertubuh kecil. Perbedaan berat badan sebanyak 10 kg pada dewasa menaikkan BMR sebanyak 120 kkal per hari.
• Komposisi tubuh: BMR lebih tinggi bila tubuh secara proporsional lebih banyak mengandung otot daripada lemak atau tulang.
• Jenis kelamin: perempuan memiliki lebih banyak lemak dari laki-laki sehingga BMR-nya lebih rendah 5% dari laki-laki.
• Umur: BMR lebih tinggi pada usia muda daripada usia tua karena pada usia muda, tubuh mengandung lebih banyak otot. Jaringan lemak akan semakin banyak seiring proses menua. BMR turun 2% tiap 10 tahun setelah lewat usia 30 tahun.
• Tidur: otot dan emosi mengalami relaksasi sehingga BMR turun 10%.
• Suhu tubuh: tiap kenaikan suhu 1°C, BMR naik 13%. Hal ini karena panas menyebabkan metabolisme berlangsung lebih cepat.
• Suhu lingkungan/iklim: iklim mempengaruhi kebutuhan tubuh untuk beradaptasi dan mempertahankan suhu tubuhnya. BMR terendah terjadi pada saat suhu lingkungan 26°C. Pada suhu lebih rendah atau lebih tinggi, BMR akan meningkat. Saat suhu lebih rendah, tubuh memproduksi lebih banyak panas untuk mencegah hipotermia. Saat suhu lebih tinggi, tubuh mengeluarkan energi untuk sekresi keringat.
• Sekresi kelenjar endokrin: Kebanyakan sekresi kelenjar tiroid dan adrenal akan meningkatkan BMR. Biasanya terjadi saat sekresi adrenalin atau epinefrin berlebihan, yaitu saat seseorang terpancing emosinya atau mengalami stres. Sebaliknya kekurangan sekresi kelenjar tiroid dan adrenal akan menurunkan BMR.
• Kehamilan: Selama masa kehamilan, BMR semakin meningkat. Pada trimester terakhir bahkan BMR naik 20% dari normal. Hal ini terjadi karena kenaikan aktivitas metabolik pada jaringan ibu, janin, dan plasenta.
• Status gizi: keadaan gizi kurang menurunkan BMR sampai 20% sebagai upaya adaptasi untuk mempertahankan berat badan, apalagi saat asupan makanan tidak mencukupi kebutuhan. Asupan energi yang rendah menurunkan BMR sebesar 10-20%.

Post a Comment

أحدث أقدم